Rok terbuat dari tali serat kulit kayu yang dicantolkan ke ikat pinggang tipis yang dipakai mengelilingi bagian pinggul. Rok ini dihiasi dua jalur vertikal berwarna tua.

Kepala kapak terbuat dari batu hitam. Satu sisinya rata mungkin karena terlampau sering digunakan.

Kepala kapak terbuat dari batu hitam.

Kapak terbuat dari kayu berwarna cokelat muda, dengan kedua matanya rata dan berkepala hitam.

Snelhoorn' terbuat dari tangkai bambu yang tebal, dengan dua ujung lancip di bagian bawahnya. Seluruh bagian 'terompet' dihiasi motif timbul. 'Snelhoorn' di masa lampau digunakan untuk menakuti musuh. Setelah dihapusnya 'perjalanan mengayau 'snelhoorn' digunakan sebagai peralatan pada tari-tarian.

Perisai dihiasi ukir-ukiran timbul berpigura Asmat. Garis bentuk luar dari pigura di bagian atas perisai diwarnai cat hitam dan di bagian bawah diwarnai cat merah. Sisa badan perisai diwarnai dengan zat warna putih, mungkin kapur. Bagian belakang daun perisai kosong tidak berhiasan.

Gendang berbentuk jam pasir dengan pegangan dari kayu berwarna muda dan berukiran. Badannya gendang dihiasi ukir-ukiran bermotif geometris yang berwarna hitam di bagian atasnya dan merah di bagian bawah. Meskipun kulit penutupnya gendang telah hilang, bagian pengikat tutup aslinya terbuat dari tali serat kulit kayu masih utuh.

Alat dayung terbuat dari kayu berwarna muda. Bagian lancipnya daun dayung dihiasi motif Sentani. Bagian atas daun diwarnai cat hitam dan bagian bawahnya dicat merah. Duapertiga bagian tangkai dayung dihiasi ukir-ukiran bermotif kotak-kotak. Seluruh tangkai dihiasi ikat-ikat yang dicat warna merah dan hitam.

Cantelan terbuat dari kayu berukiran motif-motif di bagian atas. Mungkin dibuat untuk menggantung makanan dan benda-benda keperluan lain di atas permukaan tanah.

Tabungan bambu lengkap dengan penutup untuk menyimpan tembakau atau kapur. Bagian sepanjang tabungan maupun penutupnya dihiasi dengan ukiran motif-motif geometris.